8 Macam Korosi pada Baja yang Wajib Diketahui dan Cara Mencegahnya

Uncategorized

By altius23

Korosi adalah “kanker” bagi infrastruktur baja. Musuh tak terlihat ini bekerja tanpa henti, menggerogoti kekuatan jembatan, kerapuhan pipa, dan integritas struktur lainnya, yang menyebabkan kerugian ekonomi global hingga triliunan dolar setiap tahunnya. Namun, tahukah Anda bahwa tidak semua karat diciptakan sama?

Memahami berbagai macam macam korosi adalah langkah fundamental pertama untuk dapat melawannya secara efektif. Salah mengidentifikasi jenis korosi sama seperti salah mendiagnosis penyakit; pengobatan yang diberikan tidak akan tepat sasaran. Panduan ini akan mengupas tuntas delapan jenis korosi yang paling sering menyerang struktur baja dan cara-cara strategis untuk mencegahnya.

Mengapa Anda Perlu Membedakan Jenis Korosi?

Bayangkan Anda seorang dokter yang dihadapkan pada pasien. Anda tidak bisa memberikan obat yang sama untuk semua keluhan; Anda harus mendiagnosis penyakit spesifiknya terlebih dahulu. Prinsip yang sama berlaku mutlak dalam ilmu rekayasa material dan konstruksi.

Setiap jenis korosi memiliki pemicu, mekanisme, dan penampakan visual yang khas. Mengenali perbedaannya memungkinkan Anda untuk memilih metode proteksi yang paling efisien, apakah itu melalui pemilihan material, aplikasi lapisan pelindung, atau desain struktural. Identifikasi yang tepat akan menghemat biaya perbaikan yang masif di masa depan.

Delapan Macam Korosi pada Baja yang Umum Terjadi

Mari kita bedah delapan jenis korosi yang paling sering Anda temui pada struktur baja di lapangan. Dengan mengenali ciri-ciri khasnya, Anda dapat melakukan deteksi dini dan mengambil langkah pencegahan yang paling sesuai untuk melindungi aset infrastruktur Anda.

1. Korosi Seragam (Uniform Corrosion)

Ini adalah bentuk korosi yang paling umum dan mudah dikenali. Korosi terjadi secara merata di seluruh permukaan baja yang terpapar lingkungan korosif. Akibatnya, struktur akan menipis secara perlahan dan seragam dari waktu ke waktu.

Penyebab utamanya adalah reaksi kimia atau elektrokimia yang konsisten di seluruh permukaan. Meskipun terlihat tidak terlalu berbahaya karena mudah diprediksi, jika dibiarkan, penipisan material ini pada akhirnya akan mengurangi kekuatan struktural secara signifikan, terutama pada jembatan baja atau struktur penahan beban lainnya.

2. Korosi Galvanik (Galvanic Corrosion)

Korosi galvanik terjadi ketika dua jenis logam yang berbeda saling bersentuhan secara fisik dalam kehadiran larutan elektrolit (seperti air hujan atau air laut). Dalam “sel” kecil ini, salah satu logam akan menjadi anoda (yang berkorosi) dan yang lainnya menjadi katoda (yang terlindungi). Logam yang lebih “aktif” atau kurang mulia akan berkorosi lebih cepat untuk melindungi logam yang lebih mulia.

Contoh klasiknya adalah ketika baut baja karbon digunakan untuk menyambung pelat baja tahan karat (stainless steel). Baut baja karbon akan berkarat dengan sangat cepat. Inilah mengapa pemilihan material sambungan yang kompatibel sangat penting.

3. Korosi Celah (Crevice Corrosion)

Ini adalah jenis korosi lokal yang sangat intens dan terjadi di dalam celah-celah sempit atau area tersembunyi. Area seperti di bawah kepala baut, di antara sambungan paku keling, atau di bawah tumpukan kotoran sangat rentan. Di dalam celah ini, kadar oksigen menjadi sangat rendah.

Perbedaan konsentrasi oksigen antara di dalam dan di luar celah menciptakan sel korosi yang agresif. Bagian dalam celah menjadi anoda dan mulai berkarat dengan laju yang sangat cepat. Korosi ini berbahaya karena sering kali tidak terlihat dari luar.

4. Korosi Sumuran (Pitting Corrosion)

Korosi sumuran adalah salah satu bentuk korosi yang paling berbahaya dan merusak. Ia menyerang permukaan logam secara lokal dan membentuk lubang-lubang (pits) kecil namun dalam. Permukaan mungkin terlihat hanya memiliki sedikit noda karat, tetapi di bawahnya bisa jadi terdapat lubang yang hampir menembus ketebalan material.

Jenis korosi ini sangat sulit dideteksi dan dapat menyebabkan kegagalan struktur yang tiba-tiba dan katastrofik. Lingkungan yang mengandung ion klorida, seperti di area pesisir, sangat rentan memicu korosi sumuran pada baja.

5. Korosi Antar Butir (Intergranular Corrosion)

Korosi ini terjadi secara selektif di sepanjang atau di dekat batas butir kristal dalam struktur mikro logam. Bayangkan sepotong baja terdiri dari jutaan butiran kristal kecil yang saling menempel; korosi ini menyerang “lem” perekat antar butiran tersebut. Hal ini dapat menyebabkan logam kehilangan kekuatannya dan menjadi rapuh.

Jenis korosi ini sering terjadi pada baja tahan karat (stainless steel) yang telah melalui proses pemanasan yang tidak tepat (misalnya saat pengelasan). Proses ini menyebabkan pengendapan senyawa kromium karbida di batas butir, membuat area tersebut rentan terhadap serangan korosi.

6. Korosi Erosi (Erosion Corrosion)

Korosi erosi adalah percepatan laju korosi akibat adanya gerakan relatif antara fluida korosif dengan permukaan logam. Gerakan fluida yang deras, terutama jika mengandung partikel padat seperti pasir atau lumpur, akan terus-menerus mengikis lapisan pelindung pasif yang terbentuk secara alami di permukaan logam. Akibatnya, logam yang baru terekspos akan terus berkarat dengan cepat.

Fenomena ini umum terjadi pada sistem perpipaan, terutama di bagian siku, katup (valve), dan pompa, di mana arah dan kecepatan aliran fluida berubah secara drastis.

7. Korosi Tegangan (Stress Corrosion Cracking – SCC)

Ini adalah pembentukan retakan pada material yang disebabkan oleh kombinasi tiga faktor yang terjadi secara bersamaan: material yang rentan, lingkungan korosif yang spesifik, dan tegangan tarik (tensile stress) yang bekerja pada material. Tegangan ini bisa berasal dari beban eksternal atau tegangan sisa dari proses fabrikasi.

Korosi tegangan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kegagalan struktur secara tiba-tiba tanpa adanya tanda-tanda deformasi yang terlihat. Ia bisa terjadi bahkan pada tingkat tegangan yang jauh di bawah batas luluh material.

8. Korosi Mikrobiologi (Microbiologically Influenced Corrosion – MIC)

Jenis korosi ini disebabkan atau dipercepat oleh aktivitas metabolisme dari berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, jamur, dan alga. Bakteri tertentu dapat menghasilkan asam sulfat atau senyawa korosif lainnya sebagai produk sampingan dari siklus hidup mereka. Senyawa inilah yang kemudian menyerang permukaan logam.

MIC sering terjadi pada pipa yang terkubur di dalam tanah, tangki penyimpanan air, atau struktur yang terendam di lingkungan laut. Korosi ini sering kali ditandai dengan adanya penumpukan lendir (slime) dan lubang-lubang di bawahnya.

Strategi Pencegahan Korosi yang Efektif

Setelah mengenali berbagai macam macam korosi, langkah selanjutnya adalah menerapkan strategi pencegahan yang tepat. Berikut adalah beberapa metode yang paling umum dan efektif digunakan dalam industri.

  • Pemilihan Material yang Tepat: Langkah pertahanan pertama adalah memilih jenis baja atau paduan logam yang secara alami tahan terhadap lingkungan layanan yang akan dihadapinya. Memastikan material memenuhi standar kualitas baja infrastruktur adalah suatu keharusan.
  • Aplikasi Lapisan Pelindung (Coatings): Ini adalah metode yang paling banyak digunakan, yaitu dengan membuat penghalang fisik antara baja dan lingkungannya. Contohnya termasuk cat industrial, pelapisan galvanis (seng), atau lapisan berkinerja tinggi seperti pada gorong-gorong baja coating bitumen dan gorong-gorong baja coating fiber.
  • Proteksi Katodik: Metode ini bekerja dengan mengubah seluruh permukaan struktur baja menjadi katoda dalam sebuah sel elektrokimia, sehingga menghentikan proses korosi. Ini dapat dicapai dengan menggunakan anoda korban (logam yang lebih aktif yang “dikorbankan”) atau dengan sistem arus paksa (impressed current).
  • Desain Struktural yang Cermat: Menghindari desain yang dapat menampung air, menciptakan celah sempit, atau menggabungkan logam yang tidak kompatibel secara galvanik dapat secara signifikan mengurangi risiko korosi. Drainase yang baik pada desain struktur sangatlah penting.
  • Pengendalian Lingkungan: Jika memungkinkan, mengubah lingkungan agar menjadi kurang korosif adalah strategi yang efektif. Ini bisa berupa penurunan tingkat kelembapan, penyesuaian pH, atau penambahan zat kimia penghambat korosi (inhibitor) ke dalam fluida.

Sebagai kesimpulan, korosi adalah musuh yang kompleks dan memiliki banyak wajah. Kemampuan untuk membedakan antara korosi seragam, galvanik, sumuran, dan jenis lainnya merupakan pengetahuan esensial bagi setiap profesional yang terlibat dalam desain, konstruksi, dan pemeliharaan gorong-gorong baja serta infrastruktur lainnya. Pentingnya lapisan anti karat pada gorong-gorong baja di lingkungan agresif tidak bisa cukup ditekankan, karena pencegahan selalu jauh lebih baik dan lebih murah daripada perbaikan.

Di PT Primari Inrahm Utama, perang melawan korosi adalah inti dari jaminan kualitas kami. Sebagai Fabrikator Baja yang berpengalaman, kami tidak hanya membentuk baja, tetapi kami membangun aset infrastruktur yang dirancang untuk bertahan lama. Kami menerapkan sistem proteksi anti korosi yang paling sesuai dengan kebutuhan spesifik proyek Anda untuk memastikan setiap struktur yang kami kirimkan memiliki daya tahan maksimal.

Jenis korosi mana yang paling sering Anda temui di proyek-proyek Anda, dan bagaimana strategi Anda untuk menanganinya? Bagikan wawasan Anda di kolom komentar di bawah.